TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
“ Asimilasi Dan Akulturasi Budaya Serta Pengaruh Terhadap
Masyarakat ”

Disusun Oleh:
Rezi Gusri (15215855)
Kelas : 1EA08
Fakultas Ekonomi Manajement S-1
Universitas Gunadarma
Depok
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang
terdiri dari berbagai suku bangsa, yang masing-masing memiliki budaya yang
berbeda-beda. Keberbedaan itulah yang menjadi ciri khas dan keunggulan
Indonesia, Indonesia menjadi unik karena budayanya yang beragam. Keanekaragaman
itu ditambah lagi dengan masuknya unsur-unsur budaya asing ke
Indonesia yang memperkaya warna kebudayaan Indonesia. Budaya asing
itu sendiri masuk melalui beberapa cara, diantaranya yaitu asimilasi dan akulturasi
Rumusan
Masalah
a.
Apa Pengertian Asimilasi Budaya ?
b.
Apa contoh Asimilasi Budaya?
c.
Bagaimana prngaruhnya terhadap masyarakta?
d.
Apa pengertian Akulturasi Budaya?
e.
Apa contoh alkuturasi budaya?
f.
Bagaimana dampak negatif dan positif akulturasi yang terjadi
di Indonesia?
Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini untuk:
a.
Mengetahui pengertian dari asimilasi budaya
b.
Mengetahui contoh asimilasi
c.
Mengataui pengaruhnya terhadap masyarakat
d.
Mengetahui pengertian dari akulturasi budaya
e.
Mengetauhi contoh alkuturasi budaya
f.
Memahami dampak dari alkuturasi budaya
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Asimilasi Budaya
Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya
ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi
ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok.
Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat
kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta
tujuan bersama.
Asimilasi dapat terbentuk apabila
terdapat tiga persyaratan berikut:
·
Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan
berbeda
·
Terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara
intensif dan dalam waktu yang relatif lama
·
Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling
berubah dan menyesuaikan diri
Contoh
Asimilasi Budaya
Contohnya adalah orang orang etnis Tionghoa yang
tinggal di Indonesia. Warga etnis Tionghoa yang sudah lama tinggal di
Indonesia, akhirnya warga etnis Tionghoa ini bisa berbicara dengan Bahasa
Indonesia dengan sangat fasih. Di desa-desa di Kalimantan, banyak warga etnis
Tionghoa yang masih berbicara dengan dialek asli Cina, namun dialek yang mereka
biasa pakai untuk berkomunikasi sudah tidak asli karena sudah tercampur dengan
Bahasa Indonesia.
Pengaruh
Asimilasi Dalam Masyarakat
Hasil dari proses asimilasi yaitu semakin tipisnya batas perbedaan
antarindividu dalam suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok.
Selanjutnya, individu melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama.
Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Asimilasi dapat terbentuk apabila
terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda, terjadi pergaulan
antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama,
dan kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan
diri.
Pengertian ALkuturasi Budaya
Akulturasi adalah bertemunya dua kebudayaan yang
berbeda dan melebur menjadi satu yangmenghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak
menghilangkan sifat kebudayaan aslinya.Kebudayaan baru hasil
akulturasi tersebut masing-masing tidak kehilangan kepribadian atau ciri
khasnya. Oleh karena itu, untuk dapat berakulturasi, masing-masing kebudayaan
harus seimbang.
Sedangkan Budaya berasal
dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, meliputi dalam
bidang sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Contoh akulturasi kebudayaan indonesia
dengan hindu-buddha
Wujud
akulturasi kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Hindu-Buddha tersebut
dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:
1. BAHASA
Wujud
akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa
Sansekerta yang dapat Anda temukan sampai sekarang dimana bahasa
Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia.
Penggunaan
bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis)
peninggalan kerajaan Hindu – Budha pada abad 5 – 7 M, contohnya prasasti Yupa
dari Kutai, prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Tetapi untuk
perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno
seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 – 13 M.
Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaanhuruf Pallawa, kemudian
berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis.
Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan
huruf Jawa Kuno.
2. RELIGI / KEPERCAYAAN
Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum
agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada
Animisme dan Dinamisme.
Dengan masuknya agama Hindu – Budha ke Indonesia, masyarakat
Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan
Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan
animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme
adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan
yang berbeda menjadi satu. Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di
Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Budha yang dianut oleh masyarakat
India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat Anda lihat dalam upacara ritual yang
diadakan oleh umat Hindu atau Budha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara
Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak
dilaksanakan oleh umat Hindu di India.
3. SISTEM
PEMERINTAHAN
Sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah
bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.
Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap
keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut, hal
ini dapat dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari
seperti Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan R Wijaya Raja Majapahit
diwujudkan sebagai Harhari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).
Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan
turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah yang
merupakan kebudayaan asli Indonesia. Prinsip musyawarah diterapkan terutama
apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di
kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.
4. SISTEM
KEMASYARAKATAN
Wujud akulturasi di samping terlihat dalam sistem
pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan
masyarakat berdasarkan sistem kasta.
Sistem kasta
menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta
Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan
kasta Sudra (golongan rakyat jelata).
Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat
Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India
karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan,
sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya
diterapkan untuk upacara keagamaan.
5. EKONOMI
Dalam bidang ekonomi, tidak begitu besar pengaruhnya dan
tidak begitu banyak terjadi perubahan, karena masyarakat Indonesia telah
mengenal aktivitas perekonomian melalui pelayaran dan perdagangan jauh sebelum
masuknya pengaruh Hindu-Buddha. Namun, datangnya kebudayaan Hindu-Buddha
membuat masyarakat kuno Indonesia mulai mengenal Mata Uang / alat tukar.
6. PENGETAHUAN / TEKNOLOGI
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya
yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam
kepercayaan Hindu. Kalender Saka merupakan kalender yang mengacu pada
perputaran Bulan mengelilingi Bumi untuk satu bulan. Kata Saka merupakan
nama sebuah suku di India.
Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan
perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh
misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M. Dimasa
Majapahit Kalender Saka sudah menjadi Kalender Kerajaan.
Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga
ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala
adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka.
Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa,
dan menggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu contohnya yaitu kalimat Sirna
ilang kertaning bhumi apabila diartikan sirna = 0, ilang = 0, kertaning = 4 dan
bhumi = 1, maka kalimat tersebut diartikan dan belakang sama dengan tahun 1400
saka atau sama dengan 1478 M yang merupakan tahun runtuhnya Majapahit.
7. SENI BANGUNAN
Salah satu wujud akulturasi dalam seni bangunan terlihat
dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur
budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan
candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur
teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab
Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk
melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.
Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi
tersebut terdapat perbedaan. Bentuk
dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak yang
merupakan bentuk asli dari Indonesia dan juga merupakan salah satu
peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat
pemujaan. Sedangkan yang khas dari India yaitu Stupa. Fungsi
bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut.
Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu nama dewi
Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang
yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka.
Di samping itu, dalam bahasa kawi candi berasal dari kata
Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi
bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut
lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.
Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk
pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah
meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi
candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti
candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap
dewa Syiwa.
Dalam seni bangunan juga terdapat bentuk Yupa yang terdapat
di Kutai. Bentuk Yupa mendapat unsur kebudayaan asli Indonesia yaitu
menhir, sedangkan unsurbudaya India yaitu prasasti dan
tiang adalah untuk menambatkan binatang kurban.
Ada juga Lingga dan Yoni (lambang kesuburan),
dengan unsure budaya India adalah Lingga Yoni sedangkan unsure budaya Indonesia
asli adalah Alu dan Lumpang.
8. SENI
RUPA DAN SENI UKIR
Pengaruh Hindhu-Buddha juga berkembang dalam bidang seni
rupa, seni pahat, dan seni ukir. Hal ini dapat dilihat pada relief atau seni
ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi. Misalnya, relief yang
dipahatkan pada dinding-dinding pagar langkan di Candi Borobudur yang berupa
pahatan riwayat sang Buddha. Di sekitar relief Sang Buddha terdapat relief
lingkungan alam Indonesia seperti rumah panggung dan burung merpati. Di
samping itu, terdapat hiasan perahu bercadik. Relief tersebut
merupakan asli Indonesia dan tidak pernah ditemukan pada candi-candi yang
terdapat di India. Juga relief pada candi Prambanan yang memuat cerita
Ramayana.
Pada relief kala makara yang dasarnya adalah motif binatang
dan tumbuh-tumbuhan. Hal ini sudah di kenal sejak masa sebelum Hindu.
Binatang-binatang tersebut dianggap suci, maka sering diabadikan dengan cara
dilukis.
9. SENI
SASTRA
Seni sastra pada waktu Hindu-Buddha ada yang berbentuk prosa
dan ada yang berbentuk tembang (puisi). Berdasarkan isinya kasusteraan dapat
dikelompokan menjadi tiga, yaitu tutur (pitutur kitab keagamaan), kitab hukum,
dan wiracarita (kepahlawanan).
Bentuk wiracarita sangat terkenal di Indonesia, terutama
kitab Ramayana dan Mahabarata. Kemudian muncul wiracarita hasil gubahan para
pujangga Indonesia. Misalnya, Baratayuda yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu
Panuluh. Juga munculnya cerita Carangan.
Berkembangnya karya sastra Ramayana dan Mahabarata,
melahirkan seni pertunjukan wayang kulit (wayang purwa). Isi dan cerita wayang
banyak mengandung nilai-nilai yang bersifat edukatif. Cerita wayang berasal
dari budaya Hindu-Buddha, tapi wayangnya asli dari Indonesia.
Di samping bentuk dan ragam hias wayang, muncul pula
tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia. Misalnya tokoh-tokoh punakawan
seperti Semar, Gareng, dan Petruk. Tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di
India.
Dampak dari
akulturasi budaya
DAMPAK
POSIF MASUKNYA BUDAYA ASING
· Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
· Terjadinya industrialisasi
· Dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsa2 yg
maju sehingga mampu mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju seperti
mereka
· Produktifitas dunia industri semakin meningkat
· Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk
selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki
· Adanya kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan
kebudayaan negeri kita sendiri ke luar negeri
· Terjadinya akulturasi budaya yg mungkin bisa menciptakan
kebudayaan baru yg unik
DAMPAK
NEGATIF MASUKNYA BUDAYA ASING
Dapat
menghilangkan kebudayaan asli Indonesia, serta dapat terjadi proses perubahan
social didaerah yang dapat mengakibatkan permusuhan antar suku sehingga rasa
persatuan dan kesatuan bangsa menjadi goyah. Apabila budaya asing masuk ke
Indonesia, dan tidak ada lagi kesadaran dari masyarakat untuk mempertahankan
dan melestarikannya, dipastikan lagi masyarakat Indonesia tidak akan dapat lagi
melihat kebudayaan Indonesia kedepan.
· masuknya budaya asing yg lebih mudah diserap dan ditiru oleh
masyarakat baik tua maupun muda, dan parahnya biasanya meniru perilaku yang
buruk
· adanya globalisasi bisa memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan
karena adanya percampuran antara kebudayaan lokal dgn kebudayaan dr luar, bisa
juga karna memang tidak ada generasi penerus yg melestarikan budaya tsb.
· Bebasnya setiap orang mengakses ataupun menggunakan teknologi,
maka dengan mudah juga terjadi penyalahgunaan fungsi dari teknologi tersebut
· Teknologi yang tidak akan ada habisnya, akan membuat para
penggunanya tidak pernah puas sehingga perlu biaya untuk selalu mengupdate
teknologi yang mereka miliki ataupun penggunaan teknologi komunikasi yang makin
meluas hal ini akan berakibat terhadap pemborosan biaya
· Pengalihan kinerja manusia ke mesin tentu makin menyebabkan polusi
udara sehingga memperparah pemanasan global
· menumbuhkan sifat dan sikap individualisme, tidak adanya rasa
kepedulian terhadap orang lain. Padahal bangsa indonesia dulu terkenal dgn
gotong royong.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Asimilasi adalah
pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli
sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha
mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok
2.
Akulturasi adalah
bertemunya dua kebudayaan yang berbeda dan melebur menjadi satu yang menghasilkan
kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan sifatkebudayaan
aslinya.
3. Kebudayaan baru hasil
akulturasi tersebut masing-masing tidak kehilangan kepribadian atau ciri
khasnya. Oleh karena itu, untuk dapat berakulturasi, masing-masing kebudayaan
harus seimbang.
4. Kebudayaan Hindu – Budha yang masuk ke Indonesia
tidak diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan
dengan budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut
berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan
Indonesia Hindu – Budha.
5. Wujud akulturasi budaya dapat berupa bahasa,
religi/kepercayaan, sistem pemerintahan, sistem kemasyarakatan, ekonomi,
pengetahuan/teknologi, seni bangunan, seni rupa & seni ukir serta seni
sastra.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
3.wwcw.dosenpendidikan.com/pengertian-dan-bentuk-akulturasi-menurut-para-ahli/